FILSAFAT CINTA

Thursday, August 23, 20123comments


Filsafat Cinta

Suatu hari, Plato bertanya pada gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya? Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta”
Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?” Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja,dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)”. Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwa ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya”
Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya itulah cinta”

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya,”Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?”
Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?” Plato pun menjawab, “sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya”

Gurunya pun kemudian menjawab, “Dan ya itulah PERNIKAHAN



“cinta adalah pencarian, pencarian yang terkadang membuat kita menyia-nyiakan hal indah yang telah kita dapatkan untuk mencari hal yang lebih indah di tempat yang penuh misteri yang akan membawa kita pada kesadaran bahwa yang pernah kita temukan adalah yang terindah”
Share this article :

+ comments + 3 comments

Anonymous
May 27, 2013 at 7:24 AM

Aku pernah mengalami pengalaman yang seperti diatas ketika baru berpacaran dengan seorang gadi from Indonesia ketika Indonesia masih menduduki TIM-TIM, ketika aku baru duduk di bangkau kelas 2 SMP. Aku menganali seorang gadis menjadi teman berdekatan ia bernama Nila Nabila, orang yang sederhana dan sopan. di suatu hari saya bertanya kepada dia saya berpacaran harus orangnya pintar dan catin itu yang didalama akal pikiran saya harus mencari satu lebi cantik daripada Nila, cetiapa cewe dilingkungan sekolahku selalu ku perhatikan, sampai 1 thn tidak menemukan apa ynag saya ingginkan, mencari satu tahun diantara beribu cewe kembali kehadapan Nila dengan tanggan kosong. Nila nertanya hei dong dapat nggah cewe catik. Saya menjawab kamulah lebi catik diantara mereka.

December 30, 2015 at 5:49 PM

very informative post for me as I am always looking for new content that can help me and my knowledge grow better.

February 2, 2017 at 2:47 AM

Great, Keep it up! I really admire your writing skills.

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Jasa-NET - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Premium Blogger Template